Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dukungan yang luar biasa telah kami dapatkan sejak posting informasi melalui blackberry messenger maupun social media (facebook dan twitter)di pertengahan Januari 2013. Bentuknya pun beragam dalam wujud benda, uang tunai, maupun tenaga dan pikiran dari para relawan.
suasana persiapan perangkat pembukaan kelas
Dan akhirnya, pada tanggal 27 Januari 2013, setelah tertunda seminggu akibat kendala banjir yang dialami secara “berjamaah” di Jabodetabek :), kami berhasil memulai kelas dengan program perdana bertajuk “Mading Impian”.
Kegiatan ini berfungsi sebagai penyemangat bagi
murid secara umum, dan bagi murid yang telah berhenti sekolah secara
khusus, agar mereka bisa kembali menikmati gairah belajar yang mungkin
sempat pupus akibat aktivitas kelas yang kurang terorganisir dan
terakomodir.
Kegiatan dimulai pada pukul 14.00 dengan doa dan perkenalan.
Selama 20 menit berikutnya, kelompok-kelompok anak dibentuk sambil bermain:
Game perkenalan #1:
- pembagian kelompok anak sesuai jumlah yg hadir
- baris sesuai urutan abjad pertama nama
Game perkenalan #2:
- berbaris sesuai urutan umur; yg terendah paling depan
Setelah murid terbagi dalam 4 kelompok, kami
memutarkan 3 video tentang 3 macam profesi yang dijalani oleh warga
negara Indonesia di luar negeri, yaitu pemain sepak bola, dalang wayang,
dan animator. Tujuannya adalah memicu imajinasi anak-anak akan
impian/cita-cita
suasana pembukaan kelas
Mendekati pukul 15, sampailah pada kegiatan menyusun “Mading Impian” yang dipimpin oleh Putri. Para relawan mendampingi masing-masing kelompok untuk menuangkan keinginan/cita2/impian anak-anak dalam kertas berbentuk bintang untuk ditempelkan pada Mading Impian.
penyematan bintang impian anak-anak
15 menit sebelum pukul 16.00, kegiatan pun ditutup dengan pembacaan doa, dan diakhiri dengan pembagian “permen” berupa seperangkat alat tulis dasar seperti buku tulis, pinsil, penghapus, dan penyerut pinsil.
Terima kasih kepada 11 relawan yang telah merelakan waktu, tenaga, bahkan ongkos mereka demi terlaksananya pembukaan KelasKlpDua ini:
11 relawan di pembukaan kelas, terkumpul dari komunitas SaveStreetChild, MJtroops, maupun pribadi.
Tak lupa, terima kasih kepada ibu Nung yang telah
merelakan teras rumah panggungnya sebagai kelas singgah mingguan yang
kami kelola.
Ibu Nung adalah perempuan bersuamikan seorang pemulung dengan 12
orang anak, yang dalam segala keterbatasannya telah 2 tahun ini
membaktikan dirinya untuk mengajari anak-anak di kampung pemulung Sasak
Kelapa Dua, mengaji, baca tulis, dan berhitung, di depan rumahnya.
Ibu Nung dengan anak-anaknya (yang digendong adalah anaknya yang ke-12)
No comments:
Post a Comment