Tuesday, July 16, 2019

Survey ke PKBMN 30, tanggal 30 Juni 2019



Agenda: Survey bersama ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 30, di kawasan Duri Kepa, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Alhamdulillah survey sukses dilaksanakan, dan yang hadir:
Tim KKS: kak Ina, kak Emil dan kak Andri
Murid KKS: Dedi, Bayu, Amel dan ibunya Amel.

Survey dilakukan dengan menggunakan angkutan umum agar anak-anak nanti mengetahui cara pergi ke PKBMN 30 dengan angkutan umum. Rute transportasi dari Jl. Harun ke PKBMN 30 dan sebaliknya:
Berangkat: angkot M24 - M17 - B03
Pulang: angkot B03 - M24


Amel ikut serta survey ditemani ibunya, yang berencana akan meminjam motor dari tetangga mereka yang baik hati, untuk mengantar jemput Amel bersekolah. 
Dedi dan Bayu juga turut serta, tapi tidak ditemani orang tua ataupun kakaknya.

Secara keseluruhan, mereka sudah memahami tentang rute dan transportasi ke sekolah. Di PKBMN 30, jumlah pertemuan yang harus mereka penuhi ternyata sama dengan sekolah normal,yaitu Senin-Jumat.
Mengingat ada tariff angkot yang harus mereka bayarkan, KKD memberikan subsidi transportasi sebesar Rp 250ribu per anak, yang akan diserahkan oleh kakak mentor setiap dua minggu. Kami juga akan membelikan seragam putih hitam. 

Berikut ini beberapa bukti atas pendaftaran dan pembayaran yang sudah kami lakukan:




*Laporan ini disusun oleh kak Ina Gustiana, relawan yang bertugas pada posisi student admission, yaitu mengelola administrasi sekolah untuk murid-murid KKS (Kirim Kami ke Sekolah).

Tuesday, July 2, 2019

Murid KKS: Nazwa


Di permulaan tahun 2019, kami mulai memfokuskan kegiatan pada program “Kirim Kami ke Sekolah” (KKS), dan melanjutkan kegiatan dalam format mentoring menyerupai metode home-schooling, dilakukan oleh relawan pengajar kepada anak-anak binaan dalam program KKS.
Sejak itu, nampaknya cerita mengenai program kami mulai menunjukkan manfaatnya hingga ke Cengkareng, 15 km dari wilayah kami mengajar selama ini di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakbar. Berikut ini kisah tentang Nazwa, di Cengkareng.

Kedua orang tua Nazwa sudah lama berpisah, sehingga sedari kecil biaya sekolahnya dibantu oleh pamannya, karena sang bapak tidak lagi menafkahinya. Tahun ini Nazwa lulus SD, dan pamannya merasa kesulitan untuk membiayainya lanjut ke SMP, karena ia juga masih menanggung biaya untuk kedua anak kandungnya. Sementara nafkah dari ibunya saat ini hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

Jika tidak disekolahkan atau diberi pendidikan lanjutan, dikhawatirkan nasibnya sama seperti kakaknya. Lulus SD langsung dinikahkan.
Cerita tentang Nazwa ini kami terima dari ibu salah satu murid lama di KKD, kemudian kak Mita dan kak Yulia selaku relawan KKD melakukan survey. Akibat keterbatasan nilai, kami membantu Nazwa mendaftar di SMP Cengkareng 1 yaitu sekolah swasta yang bersedia menerima metode bantuan kami berupa subsidi biaya pendidikan sebesar 70%. Kekurangan 30%-nya akan ditanggung oleh pamannya.

Dalam waktu dekat, ibunya Nazwa akan mengurus NIK dan KJP agar mendapat keringanan SPP bulanan.

Alhamdulillah insyaAllah Nazwa akan melalui hari-harinya bersekolah di SMP Cengkareng 1 menggunakan sepeda, untuk mempersingkat waktu tempuh.
Terima kasih kepada para sahabat dan donatur yang telah mempercayakan alokasi sedekahnya pada program #KirimKamikeSekolah dari @KelasKelapadua. Semoga Allah membalasnya dengan lebih baik lagi. Aamiin.

Bukti-bukti pembayaran untuk kebutuhan sekolah Nazwa: